Ekstraksi dan Purifikasi Senyawa Lutein dari Mikroalga Chlorella pyrenoidosa Galur Lokal Ink
Kusmiati,1 Ni Wayan S. Agustini,1 Swasono R. Tamat2 dan Mellia Irawati2
1Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI, Jl. Raya Bogor Km 46, Cibinong Bogor 16911
2Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Srengseng Sawah, Jagakarsa Jakarta 12640
E-mail: kusmiati@lipi.go.id
Abstrak.
Lutein merupakan karotenoid alami berbentuk kristal padat berwarna kuning yang dapat diproduksi oleh mikroalga tertentu. Jenis mikroalga yang potensial menghasilkan senyawa karotenoid yaitu Chlorella pyrenoidosa. Kebutuhan akan lutein semakin meningkat karena lutein merupakan satu-satunya senyawa antioksidan yang berkaitan dengan kejadian katarak pada mata. Fungsi lain dari pigmen ini sebagai anti penuaan dini (antiaging) pada kulit yang terkena radiasi sinar UVB matahari. Mikroalga C. pyrenoidosa sudah umum dikonsumsi manusia sehingga bersifat aman. Penelitian ini melakukan ekstraksi dan purifikasi senyawa lutein yang dihasilkan oleh C. pyrenoidosa galur local INK. Senyawa lutein diperlukan sebagai bahan baku untuk industri makanan, farmasi dan kosmetika. C. pyrenoidosa dikultur dalam media ekonomis hingga fase pertumbuhan stasioner. Kultur C. pyrenoidosa diekstraksi menggunakan senyawa organik diklorometan, etanol dan heksan, dilakukan saponifikasi untuk memecah sel dengan KOH 10M, disentrifus dan supernatan di evaporasi sehingga diperoleh cairan kental berwarna hijau kuning. Identifikasi dan purifikasi lutein dilakukan secara spektrofotometri, kromatografi kolom dan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Hasil pengkulturan mikroalga C. pyrenoidosa diperoleh biomasa basah rata-rata sebesar 2,5 gram per liter. Ekstrak senyawa lutein diperoleh rata-rata 100 μg per gram berat basah sel C. pyrenoidosa.Hasil identifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) menunjukkan bahwa kombinasi pelarut heksan, aseton, kloroform dengan perbandingan 6:2:2 memberikan pemisahan yang terbaik. Kandungan lutein setelah melalui tahapan ekstraksi dan fraksinasi dianalisis dengan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT), menghasilkan 0,878 μg lutein per gram berat basah sel C. pyrenoidosa.
Kata kunci: Lutein, mikroalga Chlorella pyrenoidosa, KLT, kromatografi kolom, KCKT
Pendahuluan
Chlorella pyrenoidosa diketahui sebagai penghasil bermacam jenis karotenoid, seperti β- karoten, α-karoten, anthaxanthin, neoxanthin, zeaxanthin dan lutein.1 Fungsi karotenoid sangat
luas diberbagai sektor kehidupan, seperti untuk bahan pewarna makanan, bahan aditif pada
makanan, sumber vitamin A dan sebagai antioksidan. Salah satu jenis karotenoid yang umumnya terdapat pada C. pyrenoidosa adalah lutein. Beberapa kegunaan lutein di bidang kesehatan diantaranya membantu melindungi kulit dari radiasi sinar UV, digunakan sebagai bahan kosmetik, sebagai suplemen gizi untuk pencegahan dan perawatan akibat degenerasi macular (katarak), dapat mencegah kerusakan retina akibat cahaya biru dengan cara menyerap cahaya tersebut dan mencegah fotooksidasi.2 Hua-Bin Li (2002)3 telah berhasil melakukan isolasi lutein dari Chlorella vulgaris menggunakan pelarut diklorometan.3 Peneliti lainnya menghasilkan senyawa lutein dari mikroalga Chlorella protothecoides yang diekstraksi menggunakan metode berbeda dengan menggunakan pelarut heksan.4 Senyawa lutein dengan nama lain Luteine; trans-lutein; Beta, epsilon-carotene- 3, 3’- diol memiliki rumus C40 H56 O2. Struktur kimia lutein dapat dilihat pada Gambar 1. Bobot molekul lutein yaitu 568,871 g/mol, berbentuk padat kristal berwarna merah-orange. Bersifat larut dalam lemak, dan pelarut organik, dan tidak larut dalam air, lebih larut dalam metanol panas (1:700).
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa lutein dari mikroalga Chlorella pyrenoidosa yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Metode ekstraksi yang digunakan menurut Hua Bin Li (2002)3 dengan menggunakan pelarut diklorometan untuk mengekstraksi kultur C. pyrenoidosa tersebut.
DOWNLOAD FULL PAGE : KLIK HERE
BUY SOMES BOOK KLIK THE PICTURE
No comments:
Post a Comment