Pages - Menu

Wednesday 27 October 2010

ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA GOLONGAN TRITERPENOID PADA RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe)

ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI
SENYAWA GOLONGAN TRITERPENOID PADA
RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe)

Wiwik Susanah Rita
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran

ABSTRAK
Telah dilakukan isolasi, identifikasi, dan uji aktivitas antibakteri senyawa golongan triterpenoid pada rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe). Maserasi 600 g serbuk kering rimpang temu putih dengan pelarut n-heksana dan etanol secara berturut-turut menghasilkan 9,79 g ekstrak kental n-heksana dan 23,45 g ekstrak kental etanol. Ekstrak kental etanol yang positif mengandung triterpenoid dilarutkan dalam etanol-air (7:3), etanolnya diuapkan kemudian dipartisi dengan kloroform sehingga dihasilkan ekstrak kloroform dan ekstrak air. Hasil uji fitokimia menggunakan pereaksi Lieberman-Burchard menunjukkan bahwa ekstrak kental n-heksana dan kloroform positif mengandung triterpenoid dan dari uji aktivitas antibakteri, hanya ekstrak kloroform pada konsentrasi 1000 ppm yang aktif sebagai antibakteri dengan diameter hambat sebesar 2 mm untuk bakteri Staphylococcus aureus. Pemisahan ekstrak kental kloroform dengan kromatografi kolom menghasilkan 0,44 g isolat positif triterpenoid (fraksi F1) yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan daya hambat yang lemah pada konsentrasi 500 ppm dan 1000 ppm. Hasil identifikasi menggunakan spektrofotometri inframerah menunjukkan bahwa isolat kemungkinan termasuk senyawa golongan triterpenoid asam karboksilat, dengan karakteristik gugus fungsi –OH terikat, –CH, C=O asam karboksilat, –C=C, –CH2, –CH3, dan C–O alkohol, serta memberikan serapan maksimum di daerah UV-vis pada panjang gelombang 242 nm dan serapan landai pada panjang gelombang 280 nm.

Kata kunci : Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe, triterpenoid, Staphylococcus aureus, Escherichia coli

ABSTRACT
Isolation, identification, and antibacterial activity examination of triterpenoid compounds from rhizome of Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe have been conducted. Maseration of 600 g dry powder of those rhizome using nhexane and ethanol respectively yielded 9,79 g of n-hexane extract and 23,45 g of ethanol extract. The ethanol extract containing triterpenoids was dissolved into ethanol-water (7:3) mixture. The mixture was evaporated to remove the ethanol and then partitioned by chloroform. Hence, two extract were produced i.e., chloroform and water extract. The n-hexane and chloroform extracts obtained contained triterpenoids based on fitochemical test of Lieberman-Burchard. Antibacterial test showed that only chloroform extract was active with inhibition zone of 2 mm for Staphylococcus aureus. Compound separation of the chloroform extract using column chromatography produced 0,44 g brown isolate which contained triterpenoids (fraction F1). The isolate inhibited the growth of Staphylococcus aureus and Escherichia coli with weak inhibition zone at 500 ppm and 1000 ppm. Infrared spectra indicated that the isolate was a carboxylic acids triterpenoids, with characteristic functional groups of –OH bonded, –CH, C=O of carboxylic acids, –C=C, –CH2, –CH3, and C–O alcohol. The ultraviolet-visible spectra showed maximum absorption at 242 nm and 280 nm.
Keywords : Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe, triterpenoids, Staphylococcus aureus, Escherichia coli

PENDAHULUAN

Tumbuhan dari suku temu-temuan (Zingiberaceae) telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional. Famili Zingiberaceae yang tumbuh di dunia diperkirakan terdiri dari 47 genus dan 1400 spesies, baik yang tumbuh di daerah tropika maupun subtropika. Delapan spesies diantaranya terdapat di Indonesia dan banyak digunakan sebagai bahan obat, salah satunya adalah temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) (Rukmana,1994). Seluruh bagian tanaman temu putih mulai dari daun, bunga, rimpang muda, dan rimpang tua dapat dimanfaatkan sebagai obat seperti maag, ambeien, radang tenggorokan, radang hati, amandel, nyeri haid, keputihan, jerawat, bisul, obat stimulan, obat cacing, obat diare, antivirus, pelega perut, batuk, nyeri dada, gangguan pencernaan, melancarkan peredaran darah, kanker (serviks, ovarium, paru, hati, payudara, leukemia), serta gangguan paru-paru diantaranya asma, TBC, dan bronchitis (Anonim, 2004; Anonim, 2005; Hembing, 2005; Satya, 2007). Pemanfaatan temu putih sebagai obat diare dan disentri juga dilaporkan Depkes RI dalam SP. No.383/12.01/1999 (Syukur, 2004) dan didukung oleh hasil penelitian Puslitbang Bio Medis dan Farmasi yang menunjukkan bahwa jus temu putih mempunyai efek sebagai obat diare, setelah dilakukan uji terhadap tikus putih jantan (Nuratmi, et al., 2007).

Rimpang temu putih mengandung 1,0-2,50% minyak atsiri yang terdiri dari monoterpen yang berkhasiat sebagai antineoplastik (antikanker) dan telah terbukti dapat menonaktifkan pertumbuhan sel kanker payudara dan seskuiterpen sebagai komponen utamanya. Minyak atsiri tersebut mengandung lebih dari 20 komponen, diantaranya kurzerenon (zedoarin) yang merupakan komponen terbesar, kurkumin yang berkhasiat sebagai anti radang dan antioksidan yang dapat mencegah kerusakan gen, epikurminol yang berkhasiat sebagai antitumor, kurkuminol yang berkhasiat sebagai hepatoprotektor (pelindung hati), dan zingiberen (Dalimartha, 2003; Novalina, 2003). Selain minyak atsiri, dalam temu putih juga terkandung zat pati, damar, mineral, lemak, saponin, flavonoid, polifenol, dan triterpenoid (Anonim, 2004; Hembing, 2005; Syukur, 2004).

Setelah dilakukan uji pendahuluan terhadap ekstrak etanol rimpang temu putih, diketahui bahwa rimpang temu putih mengandung senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid, polifenol, dan triterpenoid sebagai komponen utama (mayor), yang secara kualitatif dapat dilihat dari intensitas warna yang dihasilkan dengan pereaksi uji fitokimia. Senyawa golongan triterpenoid juga ditemukan pada Honje (Amomum heyneanum) yang satu famili dengan temu putih (Rosita, et al., 2007).

Berdasarkan kaidah kemotaksonomi bahwa tumbuhan dari genus atau famili yang sama kemungkinan mengandung senyawa dengan kerangka struktur yang mirip, maka dalam penelitian ini dicoba untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa golongan triterpenoid dari rimpang temu putih. Berdasarkan pemanfaatan dari rimpang temu putih yang salah satunya sebagai obat diare, maka dalam penelitian ini juga akan dilakukan uji antibakteri untuk mengetahui aktivitas senyawa golongan triterpenoid tersebut terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

DOWNLOAD FULL PAGE PDF : KLIK HERE

BELI BUKU KIMIA : KLIK GAMBAR BERIKUT

 

No comments: