Pages - Menu

Tuesday 29 June 2010

TOTAL PHENOL


PENENTUAN KANDUNGAN TOTAL PHENOL DARI DAUN PEPAYA (Carica papaya) , DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata), DAUN KAYU SUSU (Alstonia scholaris)
I.                   ABSTRACT

Done degree determination phenol by using method follinciocalteu from leaf extract papaya leaf, sambiloto leaf,  and pule leaf. measurement is done by using error sour standard (pirogallol). Standard graph that made has correlation value r=0,99 and the linear line similarity y= 767.4x - 42.53. from that similarity us can get degree phenol from sample that is leaf sambiloto as big as -13.3688 ppm, papaya leaf 74.88 ppm,  and pule leaf that is 112.4848 ppm.

II.                PENDAHULUAN

            Phenol merupakan salah satu komponen kimia tumbuhan yang memiliki manfaat sangat besar baik bagi tumbuhan itu sendiri maupun bagi manusia. Senyawa phenol memiliki ciri cincin aromatic dan adanya satu atau dua penyulih hidroksil. Senyawa phenol lebih cenderung larut dalam air, karena senyawa ini biasanya berikatan dengan gula. Senyawa phenol mencakup beberapa golongan senyawa bahan alam. Mulai dari flavanoid, phenil propanoid, kuinon phenolik, lignin, melanin, dan tannin merupakan golongan senyawa phenol.
            Pepaya merupakan tumbuhan yang sangat akrab dengan masyarakat. Buahnya yang enak dan juga daun serta bunganya yang biasa dimanfaatkan sebagai sayur, membuat tumbuhan ini sangat popular dikalangan masyarakat. Selain itu, dibalik rasanya yang pahit, ternyata daun papaya dipercaya sebagai salah satu tumbuhan pencegah malaria. Pemanfaatan daun papaya sebagai antimalaria telah lama dikenal oleh masyarakat. Sebagai insane saintis, tentunya kita memiliki rasa ingin tahu rahasia apa yang tersembunyi dibalik rasanya yang pahit itu. Secara biologi klasifikasi dari tumbuhan pepaya yaitu :
          Kerajaan                 :      Plantae
          Ordo                      :      Brassicales
          Famili                     :      Caricaceae
          Genus                     :      Carica
          Spesies                   :      Carica Papaya 
            Berdasaekan hasil skrining fitokimia yang dilakukan oleh ferderika mughuri (2010) kandungan kimia daun papaya yang utama yaitu alkaloid. Yang mana rasa pahit ini member kita satu isyarat keberadaannya senyawa alkaloid tersebut. Selain itu berdasarkan informasi dari sentra informasi iptek, Daun pepaya juga mengandung berbagai macam zat, antara lain : - Vitamin A 18250 SI - Vitamin B1 0,15 mg - Vitamin C 140 mg - Kalori 79 kal - Protein 8,0 gram - Lemak 2 gram - Hidrat Arang 11,9 gram - Kalsium 353 mg - Fosfor 63 mg - Besi 0,8 mg - Air 75,4 gram Kandungan carposide pada daun pepaya berkhasiat  sebagai obat cacing.
            Daun sambiloto merupakan salah satu tumbuhan obat yang tidak kalah pahitnya dibanding daun papaya. Sambiloto memiliki klasifikasi sebagai berikut:
     Kerajaan         :  Plantae
     Ordo               : Lamiales
     Famili              :  Achanthaceae
     Genus             :  Andrographis
     Spesies            : Andrographis paniculata
            Daun sambiloto telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tanaman obat yang berkhasiat tinggi. Beberapa khasiat dari daun sambiloto yaitu : sebagai obat kencing manis, tifoid, disentri,influenza, sakit kepala, demam, batuk rejan, darah tinggi, radang mulut, kudis, luka bakar, digigit ular, kanker, asam urat, tiphus.
            Daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrgrafolid, 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid,dan homoandrografolid, flavoid, alkene, keton, aldehid, mineral (kalium,kalsium, natrium). Asam kersik, dammar.
            Kayu susu yang biasa dikenal sebagai kayu pulai, hingga saat ini pemanfaatanya masih relative minim. Biasanya kay pulai ini hanya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Akan tetapi kualitas kayunya yang kurang begitu bagus biasanya hanya dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan maianan anak-anak.
             Akan tetapi, kayu pulai yang selama ini hanya dipandang sebelah mata, ternyata juga memiliki beberapa khasiat dalam pengobatan yaitu sebagai obat Demam, malaria, limfa membesar, batuk berdahak, diare, disentri, ; Kurang napsu makan, perut kembung, sakit perut, kolik, anemia, ; Kencing manis (diabetes melitus), wasir, gangguan haid, bisul,; Tekanan darah tinggi (Hipertensi), rematik akut, borok (ulcer), ; Beri-beri, masa nifas, payudara bengkak karena ASI.
            Kandungan kimia dari kayu pulai yaitu : kulit kayu mengandung alkaloida ditain, ekitamin (ditamin), ekitenin, ekitamidin, alstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, dan triterpen (alfa-amyrin dan lupeol). Daun mengandung pikrinin. Sedangkan bunga pulai mengandung asam ursolat dan lupeol. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Zat aktif triterpenoid dari kulit kayu pulai dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci (Setyarini, Fak. Farmasi Unair, 1987). 2. Ekstrak air kulit kayu pulai secara in vivo dapat menekan daya infeksi telur cacing gelang babi (Ascaris suum) pada dosis 130 mg/ml dan secara invitro menekan perkembang telur berembrio menjadi larva an pada dosis 65 mg/ml (Thresia Ranti, jurusan Farmasi FMIPA ITB, 1 99 1). 3. Pemberian infus 10% kulit kayu pulai dengan dosis 0,7; 1,5 dan 39/kg bb kelinci mempunyai efek hipoglikernik (Sulina, Jurusan Farmasi FMIPA ITB, 1978).
            Nama local dari kayu ini yaitu : Lame (Sunda), pule (Jawa), polay (Madura). kayu gabus,; pulai (Sumatera).hanjalutung (Kalimantan).kaliti, reareangou,; bariangow, rariangow, wariangow, mariangan, deadeangow,; kita (Minahasa), rite (Ambon), tewer (Banda), Aliag (Irian),; hange (Ternate). devil's tree, ditta bark tree (Inggris).; Chatian, saitan-ka-jhad, saptaparna (India, Pakistan).; Co tin pat, phayasattaban (Thailand).
            Klasifikasi botani dari kayu pulai yaitu:
     Kerajaan         :  Plantae
     Famili              :  Apoeynaccae
     Genus             :  Alstonia
     Spesies            : Alstonia scholaris
           
Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui kandungan total phenol yang ada pada daun papaya, daun kayu susu, dan daun sambiloto. Yang mana ketiga jenis tumbuhan tersebut memiliki sumbangsih yang sangat besar dalam dunia pengobatan, maka perlu adanya pengetahuan lebih lanjut mengenai kandungan kimia terutama kandungan senyawa fenoliknya.

III.             METODE

3.1. WAKTU DAN TEMPAT
       3.1.1      Waktu:
Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis, 29 April, 6 dan 20 Mei 2010. Jam 10.20 – 12.50 WIT.
       3.1.2      Tempat :
Pelaksanaan praktikum ini yaitu di Laboratorium Jurusan Kimia Universitas Negeri Papua Manokwari.

3.2. ALAT DAN BAHAN
     3.2.1.      ALAT
Alat-alat yang digunakan yaitu :
Mortar, gelas piala, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, pipet tetes, gelas ukur, Pemanas, corong, kertas saring, pisau, gunting, spectrometer, kuvet.
     3.2.2.      BAHAN
Bahan yang digunakan yaitu:
Sampel Segar,  asam galat, reagen follin ciocalteu, methanol, larutan Na2CO3, aquades.

3.3. PROSEDUR KERJA
                3.1.1      PREPARASI SAMPEL
Tumbuk sampel segar dan timbang  5  g  sampel segar  kemudian  dimaserasi    dengan 250  ml  metanol  selama  15  menit,  sambil dikocok kemudian  saring  dengan  menggunakan  kertas saring whatman no 1,  sehingga  diperoleh  ekstrak  dari sampel.

                3.1.2      PEMBUATAN LARUTAN STANDAR ASAM GALAT
Pembuatan  larutan  induk    asam  galat  (5 mg/ml)
Timbang  5  g  asam  galat  tambahkan  aquadest  sampai  500 ml,  sehingga  diperoleh  konsentrasi  1000  mg/ml.
Dari  larutan  induk  dipipet  5,10,20,30,40,50,60 ml dan  diencerkan  dengan  aquadest  sampai volume  100  ml.  sehingga  dihasilkan  larutan dengan konsentrasi 300, 400, 500, 600, dan 700 mg/L asam galat. 
Dari masing-masing  konsentrasi  diatas  dipipet 0,2 ml  tambah 15,8 ml  aquabidest ditambah 1 ml  Reagen  Folin  Ciocalteu  kocok.  Diamkan selama  8  menit  tambah  3  ml  larutan Na2CO3 kocok  homogen. Diamkan  selama  2  jam  pada suhu  kamar.  Ukur  serapan  pada  panjang gelombang  serapan  maksimum  765  nm,  lalu buat  kurva  kalibrasinya  hubungan  antara konsentrasi  asam  galat  (mg/L)  dengan absorban.

                3.1.3      PENGUKURAN ABSORBANSI EKSTRAK SAMPEL
Ditimbang  0,3  gram  ekstrak  kemudian dilarutkan  sampai  10 ml  dengan metanol  :  air (1  :  1).    Dipipet  0,2  ml  larutan  ekstrak  dan tambahkan 15,8 ml aquadest tambahkan 1 ml reagen  Folin  –  Ciocalteu  kocok.  Diamkan selama  8  menit  kemudian  tambahkan  3  ml Na2CO3  20  %  kedalam  campuran,  diamkan larutan  selama  2  jam  pada  suhu  kamar. Ukur serapannya  dengan  spektrofotometer  UV-Vis pada  panjang  gelombang  serapan  maksimum 765 nm yang akan memberikan komplek biru. Kemudian tentukan  kadar fenol  dalam mg/L.



IV.             HASIL PENGAMATAN
Pengukuran absorbance standar asam galat dan sampel pada panjang gelombang 765 nm.
No
Konsentrasi (ppm)
Absorbance
1
50
0.130
2
100
0.266
3
200
0.308
4
300
0.442
5
500
0.702
6
600
0.845
7
Ekstrak daun pepaya
0.153
8
Ekstrak daun sambiloto
0.038
9
Ekstrak daun kayu susu
0.202

4.1  KURVA STANDAR ASAM GALAT


4.2  PERHITUNGAN KONSENTRASI PHENOL
Dari persamaan kurva standar diperoleh persamaan :
Y= 767.4x – 42.53
Persamaan tersebut yang akan digunakan dalam menentukan konsentrasi dari ekstrak sampel, dengan menggunakan data absorbance yang telah didapatkan.

4.2.1        Konsentrasi phenol dari ekstrak daun Pepaya
Absoebance = 0.153
Konsentrasi phenol        = 767.4x – 42.53
                                       = 767.4 (0.153) – 42.53
= 74.88 ppm
4.2.2        Konsentrasi phenol dari ekstrak daun Sambiloto
Absoebance = 0.038
Konsentrasi phenol        = 767.4x – 42.53
                                       = 767.4(0.038) – 42.53
                                       = -13.3688 ppm
4.2.3        Konsentrasi phenol dari ekstrak daun kayu Susu (pulai)
Absoebance = 0.202
Konsentrasi phenol        = 767.4x – 42.53
                                       = 767.4(0.202) – 42.53
                                       = 112.4848 ppm
4.3  PEMBAHASAN
           
Penentuan konsentrasi phenol dari suatu tumbuhan dilakukan dengan menggunakan metode follincioucalteu. Yang mana pada metode ini digunakan reagen folinciocalteu untuk dapat menghitung kadar total phenolnya.
Pada penentuan kadar phenol perlu dibuat suatu kurva standar yang meggunakan standar asam galat. Dari kurva standar yang memberikan hubungan antara konsentrasi asam galat dengan absorbansinya, maka kita dapat menentukan konsentrasi dari sampel dengan menggunakan analisis regresi linier.
Asam galat digunakan sebagai larutan standar karena asam galat merupakan salah satu jenis golongan senyawa phenolik. Yang mana asam galat ini memiliki nama lain pyrogalol. Contoh dari senyawa phenolik yang termasuk golongan pyrogalol adalah gallocatechins ( EGCG ), tanin , myricetin , alkohol sinapyl berasal lignins.
Dalam pembuatan kurva standar, minimal kita harus menggunakan tiga atau empat data absorbansi dari larutan standar yang telah diketahui. Nilai R merupakan bilangan yang menunjukan tingkat keakuratan dan ketelitian dari larutan standar yang kita buat. Apabila nilai R semakin mendekati 1 maka kurva standar tersebut semakin bagus. R memiliki nilai maksimum 1 tidak pernah lebih dari 1.
Pada percobaan ini, kita memperoleh data absorbansi dan konsentrasi larutan standar yang digunakan yaitu sebanyak enam data. Dimulai dari 50 ppm, 100, 200, 300, 400, 500 dan 600 ppm. Pada pembuatan kurva standar ini, ketika semua data tersebut kita masukan, ternyata terdapat sedikit penyelewengan pada konsentrasi 100 ppm akibatnya nilai R menurun menjadi 0.987. untuk mengatasi masalah ini kita modifikasi kurva yang kita dapatkan, yaitu dengan menghilangkan satu data (data 100 ppm). Dengan hilangnya data 100 ppm ternyata berhasil memberikan hasil yang lebih baik dan nilai R naik menjadi 0.99. sehingga kurva yang kita gunakan yaitu yang hanya menggunakan 5 data tanpa mengikutsertakan data 100 ppm.
Dari kurva standar yang dibuat diperoleh persamaan garis linier Y= 767.4x – 42.53. dari persamaan ini kita bias merubah variable x dengan data absorbansi dari masing-masing sampel sehingga kita bisa mendapatkan data konsentrasi dari masing-masing sampel. Hasil perhitungan ini yaitu 74.88 ppm untuk ekstrak daun pepaya, kemudian -13.6688 ppm untuk ekstrak daun sambiloto serta 112,4848 ppm untuk ekstrak daun kayu susu. Pada ekstrak daun pepaya menunjukan hasil yang negative itu berarti bahwa pada ekstrak daun pepaya tidak mengandung kadar phenol.
Kandungan total phenol yang terbesar dari ketiga ekstrak tersebut adalah pada daun sambiloto kemudian pada daun kayu susu serta terakhir daun papaya. Tingginya kadar phenol ini memungkinkan tumbuhan tersebut dimanfaatkan sebagai antioksidan. Sebagaimana kita ketahui bahwa senyawa phenolik ketika diserang oleh radikal akan mampu meresonansikan electron tidak berpasangan tersebut sehingga senyawa phenolik bisa stabil kembali. Karena itulah, senyawa phenolic tersebut tidak menjadi reaktif dan bisa dimanfaatkan sebagai antioksidan.
           
V.                PENUTUP

 5.1.      KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum ini maka dapat disimpulkan bahwa:
Ø  Asam galat (pirogallol) digunakan sebagai standard dalam penentuan kadar phenolik, karena asam galat merupakan salah satu contoh senyawa golongan phenol.
Ø  Kurva kalibrasi yang diperoleh memberikan nilai regresi 0,99 dan persamaan garis linearnya adalah Y= 767.4x – 42.53
Ø  Pengukuran absorbance dari ekstrak daun papaya, daun sambiloto dan daun kayu susu berturut-turut adalah 0,153. 0,038. 0,202. Dari data absorbance itu kita dapat menentukan kadar phenolnya yaitu 74,88 ppm, -13,3688 ppm, 112,48 ppm.



DAFTAR PUSTAKA
Andayani, regina dkk. 2008. Penentuan Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenolat Total Dan Likopen Pada Buah Tomat (Solanum ycopersicum L).Jurnal sains dan teknologi.
Anonym. 2005. Pepaya. http://www.iptek.net.id/ind/pepaya/ download at : 19 Mei 2010, 07:24
Anonym. 2005. sambiloto. http://www.iptek.net.id/ind/sambiloto/  download at : 19 Mei 2010, 07:30
Anonym. 2005. Kayu Pulai. http://www.iptek.net.id/ind/kayupule/  download at : 19 Mei 2010, 07:45
Harbon J.B. 1987. Metode Fitokimia : Penentuan cara modern menganlisis tumbuhan. Terbitan ke dua. Terjemahan Kosasih Padmawinata dan iwang soediro. Bandung. ITB Press.
Santoso, Bimo B. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Bahan Alam. Jurusan Kimia. Manokwari.




LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM
PENENTUAN KANDUNGAN TOTAL PHENOL DARI DAUN PEPAYA (Carica papaya) , DAUN KAYU SUSU (Alstonia scholaris), DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata)








OLEH
MUHAMMAD DAILAMI
200739010






JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI PAPUA
MANOKWARI
2010

5 comments:

biochemol said...

salam kenal balik bro... thanks dah kunjungi blog ku...

rio said...

salam kenal...
Maaf nih, apa tidak salah hitung?
anda kan mencari konsentrasi fenol dari absorbance? Bukankah cara mencari konsentrasi fenol itu yang dicari adalah X nya, jadi rumus :
Y = 767,4X-42,53 harusnya yang dicari itu X nya (konsentrasi fenol), bukan Y nya, sehingga rumusnya menjadi
X = (Y + 42,53) : 767,4
y adalah absorbance - nya, so untuk konsentrasi Daun pepaya seharusnya
X = (0,153 + 42,53) : 767,4
X = 0,0556 ppm
untuk sambiloto = 0,0554 ppm, pulai = 0,0567 ppm

Demikian bila menurut literatur yang sy baca

tomi said...

sepertinya betul yang dikatakan rio coba dilihat lg.

biochemol said...

ok thanks bro atas koreksinya, sebenarnya itu tergantung dari kurva standar yang kita buat. mohon maaf saya tidak menampilkan kurva standarnya. dalam kurva standarnya saya modifikasi. saya letakan absorbancenya pada sumbu x sedangkan konsentrasinya pada sumbu Y.

Unknown said...

Thank you