INDUSTRI BATAKO (BATU TELA)
OLEH : KELOMPOK II
MUHAMMAD DAILAMI
JOHN H. WATTINURY
FERDERIKA MUGURI
ELIA LESNUSSA
RAMLA NUR
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI PAPUA
MANOKWARI
2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Profil Industri
Industri batako yang kami jadikan sebagai objek pengamatan yaitu industry batako press dengan profil sebagai berikut :
1. Pemilik industri : Bapak Marthen
2. Alamat : Perumahan Kampung Makasar, Manokwari,
Papua Barat
3. Jumlah Pekerja : 9 Orang
5. Pemasaran : pada industry ini pemasaran dilakukan
ditempat. Yaitu setiap yang membutuhkan
batako akan datang ke tempat tinggal bos
yang letaknya dibelakang tempat
pembuatan batako itu.
B. Dasar Teori
B.1. Semen
Semen Gresik adalah suatu bahan konstruksi yang paling banyak dipakai serta merupakan jenis semen hidrolik yang terpenting. Penggunaannya antara lain meliputi beton, adukan, plesteran,bahan penambal, adukan encer (grout) dan sebagainya. Semen Gresik dipergunakan dalam semua jenis beton struktural
seperti tembok, lantai, jembatan, terowongan dan sebagainya, yang diperkuat dengan tulangan atau tanpa tulangan. Selanjutnya semen Gresik itu digunakan dalam segala macam adukan seperti fundasi,telapak, dam,tembok penahan, perkerasan jalan dan sebagainya. Apabila semen Gresik dicampur dengan pasir atau kapur, dihasilkan adukan yang dipakai untuk pasangan bata atau batu tela, atau sebagai bahan plesteran untuk permukaan tembok sebelah luar maupun sebelah dalam.
Bilamana semen Gresik dicampurkan dengan agregat kasar (batu pecah atau kerikil). dan agregat halus (pasir) kemudian dibubuhi air,maka terdapatlah beton. Semen Gresik didefinisikan sesuai dengan ASTM C150, sebagai semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang pada umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama dengan bahan utamanya. Perbandingan-perbandingan bahan utama dari semen Gresik adalah sebagai berikut:
Dengan mundurnya kerajaan Romawi, beton tidak dipakai lagi.Langkah pertama terhadap perkenalan kembali adalah pada kira-kira tahun 1790, pada waktu itu seorang Inggris bernama J. Smeaton menemukan bahwa jika kapur yang mengandung lempung dibakar,bahan itu akan mengeras didalam air. Semen ini menyerupai jenis semen yang telah dibuat oleh bangsa Romawi. Penyelidikan lebih lanjut oleh J. Parker dalam dasawarsa yang sama menjurus pada pembuatan semen alam hidrolik secara komersial, yang secara luas digunakan pada permulaan abad ke-19 di Inggris dan kemudian di Perancis.
Jembatan pertama yang dibuat dengan beton tak bertulang dilaksanakan di Souillac di Perancis pada tahun 1816. Pembuatan semen hidrolik yang lebih maju, yang dapat lebih dipercaya, dilakukan oleh Joseph Aspdin, seorang tukang batu dari Inggris pada tahun 1824.
B.2. Kekuatan Batako
Kekuatan Batako sangat ditentukan oleh perbandingan bahan baku yang digunakan. Dimana penggunaan bahan baku harus sesuai antara semen, pasir, maupun batu kapurnya. Perbandingan yang tepat yaitu 1 : 3 : 5. Jika salah satu jumlah di tambahkan kemungkinan akan berdampak negatif. Hal ini karena ada keterkaitan dengan dunia bisnis.
Semakin banyak semen maka kekuatan batakonya semakin kuat. Akan tetapi akan merugikan bagi produsen. Untuk campuran pasir dan batu kapurnya juga harus tepat. Jika terlalu banyak kapurnya hingga melebihi lima grobak sementara pasirnya dikurangi, maka batako akan mudah rapuh. Akan tetapi jika pasirnya yang ditambah dan batu kapur yang dikurangi maka kita akan mendapat keuntungan yang kurang memadai.
Oleh karena itu dalam menentukan perbandingan bahan untuk mendapatkan hasil yang optimal harus dipertimbangkan nilai ekonomisnya juga. Karena dalam dunia industry selain menghasilkan barang kita juga harus bisa mendapatkan keuntungan.
Meskipun mendapatkan keuntungan tetapi jika kualitasnya buruk juga akan membuat indutry kita akan terhambat karena pemasarannya yang sulit. Demikian juga jika kualitasnya bagus tapi harganya mahal maka pemasarannya pun akan sangat sulit. Apalagi dimanokwari banyak sekali kita jumpai industri batako itu sendiri. Sehingga nau tidak mau pak marthen harus berusaing dengan industri yang lainnya.
BAB II
PROSES PEMBUATAN BATAKO
A. ALAT DAN BAHAN
Dalam pembuatan batu tela (batako) ada beberapa perlatan yang digunakan yaitu :
Cangkul
Sekop
Drum Penamppungan air
Alat Pres Batako
Grobak
Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu :
Pasir
Batu Kapur
Semen
Air
B. Prosedur Kerja
Untuk membuat sebuah batako yang berkualitas bagus maka harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Siapkan semen, pasir, kapur dan air, dengan perbandingan 1 sak semen untuk 3 grobak pasir dan 5 grobak batu kapur.
2. Aduk hingga rata dari semua bahan yang ada. Minimal tiga kali adukan.
3. Tambahkan air sedikit demi sedikit dan aduk hingga merata.
4. Adonan semen siap untuk dicetak.
5. Selanjutnya adonan yang sudah jadi dicetak dengan alat pres batako, untuk membentuk adonan menjadi bentuk balok dan juga mengurangi sedikit kadar air dalam adonan.
6. Keringkan batako hingga sekitar satu minngu (tanpa harus dijeur diterik matahari.
7. Batako siap untuk digunakan.
C. Pembahasan
Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam industry batako yaitu semen, pasir, batu kapur, dan air. Dipersiapkan dengan takaran 1 sak semen : 3 Grobak Pasir : 5 Grobak Batu Kapur.
Perlakuan Fisik I
Setelah semua bahan siap maka bahan mendapat perlakuan fisik I yaitu bahan dicampurkan seluruhnya. Minimal diaduk hingga tiga kali.
Perlakuan Kimia
Dari bahan yang telah dicampurkan maka diberikan perlakuan kimia yaitu di campur dengan air dan diaduk lagi. Perlakuan ini dinamakan perlakuan kimia, karena dalam penambahan air dan pengadukan yang kedua ini terjadi rekasi kimia antara semen, pasir, kapur dan air.
Perlakuan Fisik II
Setelah adonan siap, maka diberikan kembali perlakuan fisik II yaitu Adonan di cetak dan dipres dengan alat pengepres batako, sehingga berbentuk balok dan kadar airnya juga berkurang. Selanjutnya batako dikeringkan diudara terbuka selama satu minggu.
Produk
Produk yang dihasilkan dari proses industri ini adalah batako atau biasa disebut batu tela.
Pada industry batako milik pak marthen ini, menggunakan bahan baku pasir yang diperoleh dari kali, dan batu kapur yang didapatkan dari penggempuran gunung kapur. Sementara untuk airnya yaitu air sumur.
Pekerja yang digunakan yaitu ada 9 orang. Dimana dari pekerja itu tidak semuanya datang bekerja setia hari. Karena alat press yang ada hanya berjumlah dua. Dan juga selain itu juga di pertimbangkan biaya produksi yang besar jika semua pekerja datang setiap harinya.Dalam satu hari biasanya mereka bisa mendapatkan 280 buah batako. Diman harga jual dari satu batako yaitu Rp.1800,-
Bilamana semen Gresik dicampurkan dengan agregat kasar (batu pecah atau kerikil). dan agregat halus (pasir) kemudian dibubuhi air,maka terdapatlah beton. Semen Gresik didefinisikan sesuai dengan ASTM C150, sebagai semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang pada umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama dengan bahan utamanya. Perbandingan-perbandingan bahan utama dari semen Gresik adalah sebagai berikut:
Dengan mundurnya kerajaan Romawi, beton tidak dipakai lagi.Langkah pertama terhadap perkenalan kembali adalah pada kira-kira tahun 1790, pada waktu itu seorang Inggris bernama J. Smeaton menemukan bahwa jika kapur yang mengandung lempung dibakar,bahan itu akan mengeras didalam air. Semen ini menyerupai jenis semen yang telah dibuat oleh bangsa Romawi. Penyelidikan lebih lanjut oleh J. Parker dalam dasawarsa yang sama menjurus pada pembuatan semen alam hidrolik secara komersial, yang secara luas digunakan pada permulaan abad ke-19 di Inggris dan kemudian di Perancis.
Jembatan pertama yang dibuat dengan beton tak bertulang dilaksanakan di Souillac di Perancis pada tahun 1816. Pembuatan semen hidrolik yang lebih maju, yang dapat lebih dipercaya, dilakukan oleh Joseph Aspdin, seorang tukang batu dari Inggris pada tahun 1824.
B.2. Kekuatan Batako
Kekuatan Batako sangat ditentukan oleh perbandingan bahan baku yang digunakan. Dimana penggunaan bahan baku harus sesuai antara semen, pasir, maupun batu kapurnya. Perbandingan yang tepat yaitu 1 : 3 : 5. Jika salah satu jumlah di tambahkan kemungkinan akan berdampak negatif. Hal ini karena ada keterkaitan dengan dunia bisnis.
Semakin banyak semen maka kekuatan batakonya semakin kuat. Akan tetapi akan merugikan bagi produsen. Untuk campuran pasir dan batu kapurnya juga harus tepat. Jika terlalu banyak kapurnya hingga melebihi lima grobak sementara pasirnya dikurangi, maka batako akan mudah rapuh. Akan tetapi jika pasirnya yang ditambah dan batu kapur yang dikurangi maka kita akan mendapat keuntungan yang kurang memadai.
Oleh karena itu dalam menentukan perbandingan bahan untuk mendapatkan hasil yang optimal harus dipertimbangkan nilai ekonomisnya juga. Karena dalam dunia industry selain menghasilkan barang kita juga harus bisa mendapatkan keuntungan.
Meskipun mendapatkan keuntungan tetapi jika kualitasnya buruk juga akan membuat indutry kita akan terhambat karena pemasarannya yang sulit. Demikian juga jika kualitasnya bagus tapi harganya mahal maka pemasarannya pun akan sangat sulit. Apalagi dimanokwari banyak sekali kita jumpai industri batako itu sendiri. Sehingga nau tidak mau pak marthen harus berusaing dengan industri yang lainnya.
BAB II
PROSES PEMBUATAN BATAKO
A. ALAT DAN BAHAN
Dalam pembuatan batu tela (batako) ada beberapa perlatan yang digunakan yaitu :
Cangkul
Sekop
Drum Penamppungan air
Alat Pres Batako
Grobak
Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu :
Pasir
Batu Kapur
Semen
Air
B. Prosedur Kerja
Untuk membuat sebuah batako yang berkualitas bagus maka harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Siapkan semen, pasir, kapur dan air, dengan perbandingan 1 sak semen untuk 3 grobak pasir dan 5 grobak batu kapur.
2. Aduk hingga rata dari semua bahan yang ada. Minimal tiga kali adukan.
3. Tambahkan air sedikit demi sedikit dan aduk hingga merata.
4. Adonan semen siap untuk dicetak.
5. Selanjutnya adonan yang sudah jadi dicetak dengan alat pres batako, untuk membentuk adonan menjadi bentuk balok dan juga mengurangi sedikit kadar air dalam adonan.
6. Keringkan batako hingga sekitar satu minngu (tanpa harus dijeur diterik matahari.
7. Batako siap untuk digunakan.
C. Pembahasan
Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam industry batako yaitu semen, pasir, batu kapur, dan air. Dipersiapkan dengan takaran 1 sak semen : 3 Grobak Pasir : 5 Grobak Batu Kapur.
Perlakuan Fisik I
Setelah semua bahan siap maka bahan mendapat perlakuan fisik I yaitu bahan dicampurkan seluruhnya. Minimal diaduk hingga tiga kali.
Perlakuan Kimia
Dari bahan yang telah dicampurkan maka diberikan perlakuan kimia yaitu di campur dengan air dan diaduk lagi. Perlakuan ini dinamakan perlakuan kimia, karena dalam penambahan air dan pengadukan yang kedua ini terjadi rekasi kimia antara semen, pasir, kapur dan air.
Perlakuan Fisik II
Setelah adonan siap, maka diberikan kembali perlakuan fisik II yaitu Adonan di cetak dan dipres dengan alat pengepres batako, sehingga berbentuk balok dan kadar airnya juga berkurang. Selanjutnya batako dikeringkan diudara terbuka selama satu minggu.
Produk
Produk yang dihasilkan dari proses industri ini adalah batako atau biasa disebut batu tela.
Pada industry batako milik pak marthen ini, menggunakan bahan baku pasir yang diperoleh dari kali, dan batu kapur yang didapatkan dari penggempuran gunung kapur. Sementara untuk airnya yaitu air sumur.
Pekerja yang digunakan yaitu ada 9 orang. Dimana dari pekerja itu tidak semuanya datang bekerja setia hari. Karena alat press yang ada hanya berjumlah dua. Dan juga selain itu juga di pertimbangkan biaya produksi yang besar jika semua pekerja datang setiap harinya.Dalam satu hari biasanya mereka bisa mendapatkan 280 buah batako. Diman harga jual dari satu batako yaitu Rp.1800,-
No comments:
Post a Comment